Rabu, 05 Maret 2014

Among The Sleep: “Obat Rindu” Pencinta Game Horror!



Genre horror memang harus diakui sedang mengalami degradasi kualitas dan kuantitas yang cukup mencemaskan saat ini. Walaupun franchise-franchise besar yang menjadi “identitas” genre ini masih hidup hingga saat ini, sebagian besar darinya mengalami perubahan yang mulai bergeser dari basis utamanya. Harus diakui, game-game yang mampu memberikan ketakutan yang sesungguhnya menjadi sebuah benda langka yang tidak lagi mudah untuk ditemukan. Hanya beberapa game seperti Amnesia yang masih menawarkan sensasi ini. Anda termasuk gamer pencinta game horror yang merindukan sebuah seri baru yang berkualitas? Maka Anda harus mengantisipasi Among The Sleep!
Sebuah perusahaan developer dari Norwegia – Krillbite menawarkan sebuah konsep baru untuk genre yang hampir “mati” ini. Mereka memperkenalkan sebuah sensasi horror “unik” lewat game yang sedang mereka kembangkan – Among The Sleep. Lupakan elemen action yang sekarang seolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah game horror, Among The Sleep akan menawarkan elemen horror yang sebenarnya. Seperti halnya Amnesia, Anda tidak akan dapat melawan semua ancaman yang datang kepada Anda dan hanya memiliki kemungkinan bersembunyi. Bedanya? Anda akan berperan sebagai anak berusia dua tahunyang terbangun dari tidur malam karena hadirnya “keanehan” yang terjadi di dalam rumah. Eksplorasi penuh horror pun dimulai.




Lantas kapan kita akan dapat menikmati game ini? Among The Sleep yang rencananya akan dirilis secara eksklusif untuk PC dan MAC ini masih berada dalam proses pengembangan dan belum memiliki tanggal rilis yang pasti. Layak atau tidak untuk diantisipasi? Lihat saja teaser awal yang memberikan sedikit gambaran tentang game ini lewat video yang dirilis secara resmi oleh Krillbite Studio sendiri. Bagaimana dengan pendapat Anda sendiri? Layakkah game ini ditunggu, khususnya para gamer pencinta game horror?


Tag :

10 Karakter Video Game Paling Menakutkan Sepanjang Masa





Walaupun tidak begitu familiar di tanah air, namun bulan Oktober memang identik sebagai bulan terbaik untuk merayakan “ketakutan”. Dengan festival Halloween yang diselenggarakan setiap akhir bulan Oktober di Amerika Serikat , ini menjadi momen yang paling tepat untuk berbagi cerita menyeramkan, menyelenggarakan pesta kostum super-keren, dan tentu saja memainkan game-game yang akan membuat kening Anda mengerut dan jiwa Anda berlari meninggalkan tubuh. Setelah sempat membahas game-game paling menyeramkan yang pernah diciptakan di industri game beberapa waktu yang lalu, kita akan mendedikasikan bulan Oktober ini untuk membahas karakter-karakter dengan desain yang paling menyeramkan di video game sepanjang masa. Karakter-karakter yang akan membuat jantung Anda berdegup kencang ketika bertemu dengan mereka, setiap saat, setiap waktu, baik dengan kemampuan untuk melawan balik atau hanya sekedar berlari.
Jadi siapa saja 10 karakter video game paling menyeramkan sepanjang masa menurut versi Jagat Play? Berikut adalah list kami:

10. Crawler (Dead Space 2)


Melihat modifikasi bayi yang seharusnya lucu dan polos ke dalam bentuk terkutuk seperti ini memang memunculkan sensasi horror tertentu.
Bagi mereka yang menyenangi film horror, tidak ada yang lebih menyeramkan selain melihat anak-anak, yang selalu dipersepsikan sebagai makhluk paling suci dan polos, tampil dalam kondisi terburuk mereka, menangis dalam bentuk yang didesain dengan begitu “kelam” dan terlihat terkutuk. Karena alasan inilah, varian Necromorph yang pertama kali diperkenalkan di Dead Space 2 – The Crawler masuk ke dalam list ini. Bayi-bayi yang seharusnya tampil imut dan lucu, justru divisualisasikan dalam bentuk yang menyeramkan akibat infeksi Necromorph. Diperkenalkan pertama kali di Dead Space 2, pertemuan pertama Anda dengan The Crawler akan membuat bulu kuduk Anda merinding. Pemandangan yang membuat jantung Anda berpacu kencang.

9. Psycho Mantis (Metal Gear Solid)


Gamer mana yang tidak takut dengan karakter fiksi dalam video game yang mampu meramalkan game yang sedang Anda mainkan!!
Psyho Mantis? Dari Metal Gear Solid? Apa yang menyeramkan dari sebuah karakter fiksi yang hanya menggunakan masker gas dan terbang, dengan bentuk yang masih manusia? Namun bagi gamer yang sempat menjajal Metal Gear Solid di Playstation, sebagian besar tentu mengerti mengapa Psycho Mantis masuk ke dalamnya, apalagi ketika Anda memainkannya pada saat kecil atau remaja. Mengapa Psycho Mantis? Gamer mana yang tidak akan merinding dan panik ketika musuh Anda tidak dapat dibunuh dengan senjata apapun. Tidak hanya itu saja, ia bisa membaca game apa saja yang baru Anda mainkan, hingga menggerakkan kontroler Dual-Shock Anda. Minimnya pengetahuan di kala itu tentu membuat banyak gamer bertanya-tanya, bagaimana Psycho Mantis melakukannya? Misteri ini tentu saja terasa cukup “menghantui”.How the hell did he do that?!

8.  Little Sister (Bioshock)


Anak perempuan dengan baju manis, mata merah, dan suntik besar di tangan? Walaupun tidak berbahaya, ada rasa takut tersendiri setiap kali bertemu Little Sister di Bioshock.
Kasus yang satu ini mungkin mirip dengan kasus Crawler dari Dead Space 2. Walaupun tidak menjadi musuh yang mengancam nyawa, Little Sister yang ditugaskan untuk mengumpulkan ADAM ini tetap datang dengan desain yang akan membuat jantung Anda berhenti selama sepersekian detik setiap kali bertemu. Divisualisasikan sebagai anak perempuan dengan pakaian yang super manis, Little Sister merepresentasikan horror yang mungkin seringkali Anda temukan di film-film horror Hollywood. Wajah imutnya dipenuhi dengan ekspresi kosong, kelam, tanpa nyawa, dengan suara yang terdistorsi. Bersama dengan Big Daddy, Little Sister paling tidak akan menghuni mimpi buruk Anda, sekali sepanjang hidup.

7. Zombie (Resident Evil 1)


Masih ingat dengan cut-scene yang satu ini?

Resident Evil 2, 3, 4, 5, 6? Tidak ada seri yang paling menyeramkan dari franchise survival-horror Capcom yang satu ini selain Resident Evil original yang pertama. Selain menawarkan mekanisme gameplay yang unik dan mungkin saja membingungkan, Resident Evil berhasil menarik hati gamer lewat tema nya yang begitu unik. Satu yang pasti, horror yang ia tawarkan benar-benar mampu membuat Anda menjerit ketakutan, apalagi ketika Anda diperkenalkan pada para zombie di cut-scene pertama. Mereka mungkin bergerak sangat lambat dan tidak terorganisir, namun Zombie di Resident Evil original menawarkan sensasi ketakutan tersendiri. Mematikan, sulit mati, dan resource terbatas memperkuat pengalaman ini.

6. The Gatherers (Amnesia)


Run!! Run for your life!!
Tidak ada yang pengalaman yang lebih menyeramkan, selain terperangkap tidak berdaya dengan makhluk-makhluk mematikan yang bahkan tidak Anda kenal. Parahnya lagi, mereka tidak memiliki wujud yang bahkan dapat dicerna oleh akal sehat sekalipun. Pengalaman inilah yang mungkin Anda temukan ketika berhadapan empat mata dengan The Gatherers dari Amnesia The Dark Decent. Dikatakan sebagai makhluk kegelapan yang mendiami tubuh para prajurit yang terpilih, rasa sakit dan hancurnya organ dalam membuat The Gatherers menampilkan sebuah bentuk yang aneh. Anda hanya bisa berlari, bersembunyi, dan lebih banyak berlari ketika bertemu dengan makhluk yang satu ini. Jantung siapa yang tidak akan berhenti ketika melihatnya.

5. Slenderman (Slender)



Pakaian necis tidak lantas membuat Urban Legends yang satu ini dapat dianggap remeh..
Urban Legends yang satu ini memang sedang menjadi tren populer selama beberapa bulan terakhir ini. Berbeda dengan makhluk lain yang tampil dalam visualisasi super-menyeramkan, Slenderman justru tampil necis. Dengan jasnya yang rapi, makhluk tanpa wajah yang satu ini memang tidak pernah menyerang Anda secara frontal. Ia lebih berperan sebagai Stalker yang mengikuti Anda kemanapun Anda pergi dan berlari, bahkan bersembunyi sekalipun. Dengan tangan panjang dan tentakelnya yang seringkali tidak terlihat, Slenderman dapat didefinisikan sebagai maut itu sendiri. Berani melihatnya dalam waktu yang lama sama seperti meminta nyawa Anda untuk segera dicabut. Berlari sendirian di hutan ditemani dengan makhluk ini tentu bukanlah liburan ideal yang kita inginkan. Siapkan saja popok dan nyali super besar untuk berhadapan dengannya.

4.   Shibito (Siren)


Atmosfer horror “Asia” yang menyelimuti Siren, terutama dari desain Shibito-nya memang mujarab untuk membuat bulu kuduk Anda merinding terus-menerus..
Hingga saat ini, Siren, game horror eksklusif Playstation tetap mendapatkan pengakuan yang valid sebagai salah satu game paling menyeramkan yang pernah dirilis di industri game. Cita rasa horror “Asia”-nya, Jepang khususnya, divisualisasikan dengan sangat eksplisit. Anda akan bertemu dengan makhluk-makhluk terkutuk yang dinamakan Shibito. Pada dasarnya, layaknya zombie, mereka merupakan mayat yang hidup kembali karena kekuatan supernatural. Namun berbeda dengan zombie, Shibito penuh darah ini masih memiliki kepribadian dan intelegensi masing-masing. Melihat mereka berjalan pelan di kegelapan dengan atmosfer horror Asia yang kental cukup untuk mengerutkan semua keberanian Anda secara otomatis.

3. Alma Wade (F.E.A.R)


Want to play with me?
Little Sister di posisi ke delapan memang sudah memvisualisasikan anak perempuan yang seharusnya imut dan polos ke level horror yang akan membuat bulu kuduk Anda merinding. Namun desainnya bukan apa-apa dibandingkan dengan musuh nomor satu di F.E.A.R – Alma Wade. Tidak hanya tampil dalam bentuk anak kecil, rambut panjang Alma dan wajahnya menyeramkan menjadi modal yang paling mumpuni untuk membuat Anda lari terbirit-birit dan membanting keyboard atau kontroler Anda begitu saja. Bagian terburuknya? Dengan kekuatan supernatural yang ia miliki, Alma dapat muncul dimanapun, kapanpun, untuk sedikit “bermain-main” dengan Anda. Alma akan membuat semua keberanian Anda lenyap begitu saja, meloncat dari jendela kamar.

2. The Witch (Left 4 Dead)


Tangisan dan serangan yang mematikan? The Witch adalah ancaman terbesar yang bisa Anda temukan di Left 4 Dead!
Senjata api, molotov, dan health kit akan membuat gamer merasa berkuasa di game apapun, termasuk survival-horror. Untuk apa Anda takut pada para zombie ketika Anda bisa menghancurkan mereka berkeping-keping? Buat apa menghindari para mutated dengan berbagai kemampuan dan ukuran jika machine gun berkaliber besar dan shotgun dapat Anda tembakkan begitu saja. Namun untuk pertama kalinya di industri game, di Left 4 Dead, metode ini terbukti tidak mujarab untuk menyelesaikan semua masalah. Ketika Anda mendengar tangisan menyayat hati dari sudut ruangan gelap dan melihat sesosok wanita meratap di sana, maka cara terbaik hanyalah lari dan menghindar. The Witchmenawarkan atmosfer intens selama petualangan, sekaligus horror yang tak terbantahkan. You startled the Witch, You pretty much dead!

1. Pyramid Head (Silent Hill)


Tidak perlu bertemu langsung dengannya, mendengar bunyi seretan pedang sang Pyramid Head saja sudah cukup untuk membuat Anda panik.
Menjadi karakter yang paling menyeramkan di industri game, ia tentu harus menawarkan kelengkapan elemen yang membuatnya ditakuti oleh para gamer. Atmosfer inilah yang akan otomatis Anda dapatkan ketika bertemu untuk pertama kalinya, dengan Pyramid Head di Silent Hill. Desain yang solid dan menyeramkan, brutal, sulit untuk ditaklukkan, pedang besar yang mampu membunuh Anda dengan mudah, serta kemunculan tiba-tiba membuat Pyramid Head begitu mengancam. Bahkan bunyi seretan pedangnya di lantai cukup untuk membuat Anda panik dan berlari mencari jalur kabur terbaik. Pyramid Head adalah kesatuan paket yang akan mengerutkan semua mimpi dan harapan Anda tentang hidup yang penuh keberanian. Dia adalah bukti yang akan memperlihatkan sisi pengecut sebagian besar dari kita!
Di atas merupakan 10 karakter video game paling menakutkan versi Jagat Play. List ini tentu saja dipilih berdasarkan pengalaman subjektif yang dirasakan. Bagaimana dengan versi Anda sendiri? Karakter paling menakutkan apa yang pernah Anda temukan di video game? Jangan ragu untuk berkomentar.
Source Gambar: Google, DeviantArt
Tag :

Preview Resident Evil 6: Seri Terbaru yang Jauh Lebih Masif!



Gamer mana yang tidak mengenal nama besar Resident Evil? Kemunculan pertamanya di Playstation di masa lalu memang menjadi fenomena tersendiri. Menggabungkan sisi action, horror, dan mekanisme gameplay yang unik, Resident Evil tidak hanya menjadi legenda, tetapi definsi legit yang menjadi dasar bagi kelahiran genre survival-horror itu sendiri. Namun, Capcom sendiri tampaknya memiliki agenda tertentu dengan franchise raksasanya yang satu ini. Seiring dengan kelahiran setiap seri yang baru, Capcom mulai menghapuskan elemen horrornya sedikit demi sedikit dan lebih memilih untuk menggandakan elemen action di dalamnya, hingga pada batas ia tidak lagi menebarkan atmosfer ketakutan yang cukup intens. Lantas bagaimana dengan seri terbarunya yang sangat diantisipasi – Resident Evil 6? Setelah penantian yang cukup lama, Capcom akhirnya merilis game ini secara resmi ke pasaran.

Kesan Pertama

Visualisasi selalu menjadi kekuatan dari Resident Evil dan secara konsisten dipersiapkan oleh Capcom untuk seri terbarunya. Resident Evil 6 datang dengan kualitas grafis yang tidak mengecewakan, dengan detail karakter dan setting yang jauh lebih kuat dan jelas. Namun salah satu perubahan yang cukup dirasa kentara justru ada pada sisi gameplay yang ada. Anda akan menemukan kesan game action yang kini lebih kuat dengan penambahan beragam fitur dan gerakan yang dapat dilakukan oleh setiap karakter. Anda kini dapat melakukan cover, melakukan diving , hingga melakukan melee attack tanpa pisau sekalipun, tidak seperti seri-seri sebelumnya. Namun Anda akan merasakan tingkat kesulitan yang cukup menantang lewat jumlah musuh yang kian sulit untuk ditundukkan. Sistem skill juga disuntikkan untuk menggantikan sistem shop yang populer di Resident Evil 4 dan 5. Seperti halnya game RPG, skill yang Anda pilih akan memberikan keuntungan tertentu pada sang karakter yang Anda gunakan.
Mengapa kami menyebut Resident Evil 6 sebagai seri Resident Evil yang paling masif? Karena ia memang diposisikan seperti ini. Bagaimana tidak? Berbeda dengan seri-seri sebelumnya yang hanya menjadikan satu karakter sebagai fokus cerita, Anda akan dapat memainkan setidaknya tiga karakter lewat tiga skenario yang berbeda di seri terbaru ini. Anda dapat berperan sebagai Leon, Chris, maupun Jack dengan jalur cerita dan fokus gameplay yang berbeda satu sama lain. Anda akan menemukan kesan klasik yang lebih kentara di skenario Leon (seperti yang kami lakukan saat ini), sedangkan skenario Chris dan Jack akan membawa Anda pada dunia Resident Evil yang baru. Setting yang lebih luas dan karakter yang lebih banyak menciptakan ilusi sebuah seri Resident Evil yang memang jauh lebih besar, jauh lebih masif.
Apakah seri ini tampil lebih baik? Terlalu awal untuk menarik kesimpulan saat ini. Ketika artikel ini ditulis, kami sendiri masih berjuang untuk menyelesaikan skenario milik Leon dan sedikit menjajal cerita dari Chris dan Jack untuk mendapatkan gambaran perbedaan yang ada. Satu yang pasti, ada sesuatu yang terasa kosong di seri terbaru ini, sesuatu yang membuat pengalamannya tidak cukup kuat untuk membuat Anda jatuh cinta begitu saja. Satu yang pasti, Anda mungkin akan merasa kewalahan dengan kembalinya tingkat kesulitan yang akan memaksa Anda untuk melewati serangkaian proses trial dan error. Peluru begitu terbatas, begitu juga herb. Untungnya, Anda dapat mengandalkan melee sebagai pondasi serangan yang paling utama.
Sembari berusaha mencapai progress yang lebih baik untuknya, serta mencari waktu yang lebih proporssional untuk merangkum petualangan yang lebih masif ini, izinkan kami menyediakan screenshot-screenshot di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran tentang Resident Evil 6. It’s gonna be one hell of a journey…









Tag :

Preview Tekken Tag Tournament 2: Dua Lebih Baik!



Nama besar Tekken di jagat game fighting memang tidak perlu diragukan lagi. Namco Bandai berhasil mendesain konflik internal keluarga Kazama dan Mishima menjadi basis cerita kuat yang mendasari pertarungan lusinan karakter ikonik dengan gaya bertarungnya masing-masing. Sebagian besar gamer tentu juga sudah mengetahui bahwa Tekken sendiri memiliki beberapa seri spin-off yang didesain untuk memperkaya franchise ini sendiri. Salah satunya menjadi seri yang sangat diantisipasi, Tekken Tag Tournament 2. Hadir dengan cita rasa gameplay pertarungan tiga dimensi yang dinamis dan cepat ala Tekken yang selama ini kita kenal, Tag Tournament menjadikan pertarungan berpasangan menjadi inti kekuatan permainan. Sederhananya? Dua lebih baik!

Kesan Pertama

Secara visualisasi, hampir tidak ada peningkatan signifikan dengan seri terakhir Tekken sebelumnya. Walaupun demikian, bukan berarti Namco Bandai tidak menyuntikkan elemen baru untuk memperkaya nilai estetik di dalam Tekken Tag Tournament 2 ini, bahkan cenderung  menjadikannya sebagai salah satu kekuatan utama selain gameplay yang ditawarkan. Anda kini akan memiliki kebebasan untuk memodifikasi dan mendesain karakter-karakter yang ada dengan tampilan yang Anda inginkan, dari yag super lucu, seksi, hingga absurd sekalipun. Kostum dan modifikasi ini juga akan menjadi semacam sense of purpose yang akan meningkatkan replayability dari Tag Tournament ini sendiri. Semakin banyak Anda bermain, semakin tinggi pula probabilitas Anda untuk mendesain dan menciptakan bentuk karakter yang Anda inginkan.
Dari sisi gameplay, nama Tekken Tag Tournament 2 sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan inti permainan yang ada. Berbeda dengan game Tekken konvensional, Anda kini dapat terlibat dalam pertempuran 2 VS 2, dengan penambahan berbagai fitur pertarungan baru di dalamnya. Hampir sebagian besar gerakan dan eksekusi tombol yang dibutuhkan masih sama dengan seri Tekken sebelumnya. Animasi dan flow pertarungan hampir serupa, namun kehadiran sistem Tag memang membuatnya lebih dinamis. Tidak hanya bertarung sendiri, Anda juga memiliki kemampuan untuk memanggil teman Anda masuk secara langsung ke dalam pertarungan dan mengeksekusi serangan combo bersama-sama. How? Kami akan mengupasnya lebih dalam di review nanti.
Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review dengan baik, izinkan kami menyediakan screenshot-screenshot fresh from the oven untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran. Namun kami juga harus meminta maaf sebelumnya jika potongan-potongan gambar ini ternyata tidak hadir dalam kualitas kejernihan yang maksimal. Mencoba menangkap gambar yang jelas dalam sebuah game fighting dengan gerak cepat dan framerate standar memang menawarkan tantangan tersendiri. Enjoy!






Tag :

Review Grand Theft Auto V: Game Open-World Terbaik!


GTA V (7)
Setelah melewati proses penantian yang panjang, harus bertahan dengan nafsu menggebu-gebu yang muncul dari serangkaian screenshot dan trailer, Rockstar akhirnya memenuhi harapan sebagian besar gamer di seluruh dunia. Dengan biaya pengembangan lebih dari USD 256 juta untuk produksi dan marketing, GTA V akhirnya meluncur untuk Playstation 3 dan Xbox 360 – 17 September 2013 yang lalu. Lewat serangkaian informasi awal yang diluncurkan, Rockstar sendiri memang sempat mengklaim kehadiran begitu banyak inovasi, baik dari cerita, mekanik gameplay, hingga sensasi yang akan membuat seri ini jauh berbeda dan lebih baik.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah mendapatkan sedikit gambaran akan apa yang sebenarnya ditawarkan oleh seri yang satu ini. Walaupun dirilis untuk konsol teknologi lawas sekelas Playstation 3 dan Xbox 360, GTA V menawarkan kualitas visualisasi yang terhitung menawan, wilayah yang begitu luas dengan penuh efek tata cahaya dan detail yang memesona. Perbaikan di mekanik gameplay juga membuatnya lebih mudah untuk dinikmati, tentu saja dengan beberapa perubahan yang membutuhkan Anda untuk sedikit beradaptasi. Sistem tiga karakter dan segudang aktivitas menjadi pesona yang sulit untuk ditolak. Namun, ternyata, begitu Anda mendalami dunia yang ditawarkan GTA V, game ini menawarkan sesuatu yang jauh lebih baik.
Lantas apa yang sebenarya disuntikkan oleh Rockstar di GTA V ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game open-world terbaik? Review ini akan mengupasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Perkenalkan tiga serangkai yang akan menjadi poros utama cerita GTA V: Franklin Clinton, Trevor Phillips, dan Michael Twonley.
Perkenalkan tiga serangkai yang akan menjadi poros utama cerita GTA V: Franklin Clinton, Trevor Phillips, dan Michael Townley.
Berbeda dengan seri-seri sebelumnya yang hanya memuat satu karakter utama, GTA V hadir dengan kejutan ekstra, tiga karakter utama dengan tiga buah latar belakang cerita yang berbeda. Selamat datang di Los Santos, rumah dan medan pertempuran bagi Michael Townley, Trevor Philips, dan Franklin Clinton.
Aksi perampokan sembilan tahun lalu di North Yankton yang dilakukan oleh Michael dan Trevor bersama dengan dua kru lainnya berakhir bencana. Disergap dengan kekuatan polisi yang masif, Michael yang tengah terluka akhirnya meminta Trevor untuk menyelamatkan diri dan akhirnya menghilang dalam kabut. Sembilan tahun setelahnya, kedua “sejoli” ini hadir dengan kesimpulan yang sama – bahwa masing-masing dari teman mereka telah tewas dalam tragedi tersebut. Namun siapa yang menyangka bahwa Michael ternyata berhasil menyelamatkan diri, berlindung sebagai saksi di bawah FIB, dan meraih kekayaan. Sementara di sudut kota yang lain, Trevor yang tidak pernah mengetahui nasib Michael, harus berjuang dan memulai bisnis narkotikanya dari awal.
Michael dan Trevor berbagi masa lalu. Upaya perampokan di North Yankton yang gagal akhirnya memisahkan keduanya, dengan masing-masing mengira yang lainnya tewas.
Michael dan Trevor berbagi masa lalu. Upaya perampokan di North Yankton yang gagal akhirnya memisahkan keduanya, dengan masing-masing mengira yang lainnya tewas.
Sembilan tahun setelahnya, ketika Michael mulai mapan berkat sokongan dana dari FIB, sosok kriminal kelas bawah lainnya - Franklin Clinton mulai masuk ke dalam pusaran ini.
Sembilan tahun setelahnya, ketika Michael mulai mapan berkat sokongan dana dari FIB, sosok kriminal kelas bawah lainnya – Franklin Clinton mulai masuk ke dalam pusaran ini.
Di tengah benang merah antara dua karakter ini, hidup Franklin Clinton, seorang gangster muda yang baru hendak memulai kehidupan kriminalnya. Bekerja sebagai repo di sebuah dealer mobil, Franklin akhirnya bertemu dengan Michael yang sempat menjadi salah satu target kriminalnya. Pertemuan pertama yang berkesan antara kedua karakter ini akhirnya membangun hubungan kerjasama khusus, sebuah awal lebih banyak kegiatan kriminal. Dibantu oleh sang otak jenius – Lester, Michael dan Franklin akhirnya memutuskan untuk merampok sebuah toko perhiasan untuk memperkuat keuangan mereka. Perampokan yang membawa Michael kembali ke dunia kriminal, Franklin ke level yang lebih tinggi, dan Trevor untuk mengetahui bahwa sahabat terdekatnya belum tewas.
Perampokan yang disusun bersama Lester dan Franklin ternyata menyadarkan Trevor bahwa teman lama yang selama ini ia dukakan, ternyata selamat dan hidup enak di Los Santos.
Perampokan yang disusun bersama Lester dan Franklin ternyata menyadarkan Trevor bahwa teman lama yang selama ini ia dukakan, ternyata selamat dan hidup enak di Los Santos.
Trevor pun berusaha mencari dan meminta kebenaran dari Michael.
Trevor pun berusaha mencari dan meminta kebenaran dari Michael.
Tim yang solid - Michael, Franklin, dan Trevor muncul sebagai kekuatan kriminal baru yang disegani, dan tentu saja mengundang begitu banyak ancaman.
Tim yang solid – Michael, Franklin, dan Trevor muncul sebagai kekuatan kriminal baru yang disegani, dan tentu saja mengundang begitu banyak ancaman.
Terkejut dengan fakta yang satu ini, Trevor pun melarikan diri ke Los Santos, berusaha mencari Michael dan meminta penjelasan. Usaha yang akhirnya berhasil berkat bantuan Dave. Namun alih-alih marah karena kebohongan Michael, Trevor kembali bersekutu untuk membentuk kembali kelompok kriminal yang sempat terpecah di masa lalu, kini tentu dengan bantuan Franklin dan Lester. Sayang seribu sayang, di sinilah masalah justru kian kompleks. Bersinggungan dengan begitu banyak kekuatan kriminal yang  lain, bahkan pihak berwenang, ketiga serangkai ini harus berhadapan dengan ancaman yang siap untuk meminta nyawa mereka kapan saja.
Lantas berhasilkah Trevor, Michael, dan Franklin ini melakukan tindak kriminal terbesar mereka? Halangan apa saja yang siap untuk menghentikan mereka? Konflik seperti apa yang akan terjadi? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda temukan dengan memainkan GTA V ini.
Tag :

Preview Spec Ops – The Line: Bukan Game Third Person-Shooter Biasa



Mendapatkan pengalaman bermain yang baru dan unik dari sebuah genre yang umum di industri game memang bukan sesuatu yang mudah ditemukan saat ini. Lahirnya beberapa franchise raksasa yang berhasil mencapai kesuksesan luar biasa seolah menciptakan sebuah standar yang berusaha diikuti oleh para seri kompetitor yang lain. Akibatnya? Kita seringkali mendapatkan game-game dengan atmosfer dan desain yang hampir serupa satu sama lain, bahkan menimbulkan kesan monoton yang begitu kentara. Prasangka inilah yang menyelimuti kami ketika menjajal Spec Ops – The Line dari Yager Development dan 2K Games ini.

Kesan Pertama

Berusaha mencari sesuatu yang unik dari sebuah game third person shooter memang menjadi sesuatu yang terlalu muluk. Hampir semua game yang berasal dari genre ini jatuh pada atmosfer gameplay yang serupa satu sama lain, terlepas dari “identitas” unik yang mungkin dihadirkan dari desain karakter, plot, maupun senjata yang ada. Third person shooter selalu menuntut Anda untuk menghabisi setiap musuh yang ada, berlindung, dan melakukan aktivitas yang sama ini secara berulang kali. Hal baru apa lagi yang bisa disuntikkan di dalamnya? Kehadiran Spec Ops: The Line seolah membuka mata kami yang mulai “diselubungi” oleh prejudice yang satu ini. Spec Ops: The Line harus diakui merupakan sebuah seri game third person shooter yang istimewa.
Dalam jam-jam awal permainan, Spec Ops: The Line memang terlihat sebagai sebuah game third person shooter standar yang banyak ditemukan di pasaran. Ia hampir tidak menawarkan apapun yang baru. Mengambil konsep military shooter, dua hal yang mungkin menarik perhatian Anda adalah tingkat kesulitannya yang terhitung menantang dan setting yang dihadirkan. Selebihnya? Biasa. Visualisasi standar, gameplay standar, dan plot yang “klise”. Namun seiring dengan progress permainan Anda, Spec Ops: The Line seolah mematahkan semua anggapan ini. Ia akan menuntut Anda untuk berpikir, Ia akan menuntut Anda untuk memanfaatkan konsep moral dan hati nurani Anda, dan Ia akan menuntut Anda untuk berpikir daripada hanya sekedar menembakkan ratusan peluru secara membabi buta, dan pada akhrinya tampil sebagai sebuah game third person shooter yang tidak biasa. Sesuatu yang belum pernah Anda temukan sebelumnya. Plotnya yang terhitung klise di awal juga perlahan namun pasti, menemukan bentuk solidnya seiring dengan progress permainan Anda.
Keunikan seperti apa yang dihadirkan? Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review dan menjelajahi dunia Spec Ops: The Line lebih dalam, Anda bisa mendapatkan sedikit gambaran lewat screenshot fresh from oven di bawah ini.







Tag :

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © May's Blog -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan